Strategi Valas 100% Profit & Zero Loss

Pada kesempatan ini saya akan sharing sedikit tentang salah satu strategi dari sekian banyak strategi yang saya “temukan” melalui pengalaman saya beberapa tahun yang lalu didalam trading valas. Saya yakin sebagian besar diantara kita mempunyai pengalaman “negatif” di bisnis ini. Menunjuk hukum investasi bahwa semakin besar tingkat ROI (Pengembalian modal) yang didapat didalam bisnis apapun maka semakin besar pula tingkat resiko yang ada. Yup, realis aja, jujur sayapun pernah “terjatuh” didalam bisnis ini, namun saya tetap yakin dan optimis dengan bisnis yang menjanjikan ini.
Saya juga pernah pada fase “berbelanja” banyak semua e-book2 tentang strategi – strategi trading valas yang ditawarkan baik online (melaui internet) maupun off-line ( koran, majalah dsb). Namun yang saya dapatkan kurang maksimal padahal saya sudah keluar uang banyak untuk membeli e-book2.

Beberapa waku kemudian akhirnya saya menemukan strategi – strategi yang bukan hanya bisa mengurangi resiko dalam bisnis ini, namun bahkan saya mengatakan bahwa strategi saya 100% profit. Dan semuanya sudah saya terapkan di trading saya dan tentunya juga dengan melewati pengorbanan – pengorbanan waktu, tenaga, dan yang pasti materi.
Berikut ini akan saya uraikan strategi yang paling sederhana dari sekian banyak strategi yang saya miliki.

Saya pribadi lebih memilih trading di part currency EUR/USD, EUR/JPY dan USD/JPY. Kenapa? karena fluktuasi pergerakan harganya lebih dinamis dibanding dengan part yang lain. Jangan kaget kalau saya tidak memilih GBP/USD atau mungkin GBP/JPY. Alasannya mungkin sebagian besar profesional trader valas meng-amini, saya berpendapat rata-rata investor yang kalah dibisnis Trading Valas bermain di part GBP/USD atau GBP/JPY. Anda setuju?
Kalau kita memilih part currency GBP/USD atau GBP/JPY untuk transaksi trading dengan alasan karena fluktuasinya yang cepat, kenapa tidak memilih trading Index (hangseng atau mungkin Nikkei) saja yang fluktuasinya jauh lebih cepat atau mungkin sekalian CfDs (Saham Bluechips US).
Akan tetapi di bisnis Index /CfDs kita harus siap berani menanggung resiko yang jauh lebih besar. Udahlah, lupakan kesalahan kita, dan jangan pernah dendam dengan kekalahan kita. Karena itu hanya akan membuat psikologi trading kita terganggu. Didalam bisnis ini selain kita harus menghindari sifat yang idealis, tidak mau menerima kesalahan sendiri, anda pasti tau didalam bisnis ini emosi sangat mempengaruhi hasil trading kita, didalam bisnis ini yang sangat perlu diperhatikan adalah harus sabar, tenang dan yakin, dan juga jangan terlalu serakah dan jangan terlalu takut.

Ok, kita lanjutkan ke strategi, saya lebih memilih sell diatas daripada buy dibawah (khusus untuk part EUR/USD, EUR/JPY & USD/JPY). Karena, anda perhatikan saja pergerakan ketiga part tersebut, naiknya perlahan – lahan tetapi kalau sudah jenuh diatas kemudian turunnya cepat sekali, artinya apa? Posisi sell diatas lebih cepat close trade daripada buy di bawah.

Ok. Kita telah mempelajari salah satu dari sekian banyak stategi aman trading saya. Seperti yang saya uraikan diatas, saya berani mengatakan bahwa strategi - strategi saya adalah 100% PROFIT. Untuk jelasnya, anda bisa menghubungi saya atau datang langsung ke Forex Online Net.

Category: | 0 Comments


Seting Teknologi Irit


4054motoprix-kemayoran-yudi-1.jpgKompresi rendah, prinsif dari konsep irit. Dengan pemampatan yang sedang-sedang saja, priodik penggantian komponen makin panjang. Konsep ini bukan saja di MotoGP, juga di MotoPrix (MP). Uji cobanya dimulai dari seri pembuka MP Region 2 di Kemayoran Minggu lalu (27-28/2). Hidup irit.

Ahmad Jayadi, menajer Honda Castrol Denso NHK Jayadi (HCDNJ) paling awal teriak irit. Dia memilih menggunakan bahan bakar Petronas yang punya angka oktan 95. Satu liter pasti di bawah Rp 10 ribu dan bisa dibeli di SPBU Petronas.

Teori Jayadi bukan berarti pelit. Dia punya argumen dan alasan teknis. Ini dikawinkan dengan elmu kanuragan, eh, mesin dari Tomy Huang pengasuh BRT. Sebab, Tommy sebagai penasehat teknik HCDNJ.4055mp-21-atas-jayadi-dan-tomu-.jpg

Petronas, meski memiliki oktan di bawah bensol, tapi punya kalori lebih tinggi. Kalori ibarat protein di tubuh manusia. “Makin banyak kalorinya, punya energi panas yang besar,” jelas Jayadi sambil mengintip bahan bakar yang dipakai semua tim balap yang menang di arena scrutineering.

Benar juga. Kan intinya pembakaran untuk menghasilkan panas atau kalori. Diubah jadi energi gerak, berubah lagi jadi energi pusing. Maksudnya putar. Seperti roda berputar. Sekali di atas, selamanya di bawah. Wah, salah....

4056knalpot-yonk-jaya-yudi.jpgKata Tomy Huang, lagi danlagi, kalori yang gede sebenarnya dimiliki oleh bensin Premium. Namun sayang, Premium punya oktan rendah. Bertolak belakang dengan motor balap yang butuh oktan tinggi karena rasio kompresi.

Menggunakan Petronas 95 sanggup dikasih kompresi lumayan besar. Kisarannya 11,8-12,3 : 1. Kompresi ini, lebih rendah dari bensol. Sehingga, “Mesin Supra X 125 pacuan Ocky Ristan yang juara 3 kelas MP1 kompresi sekitar 12,7 : 1, Otomatis, sudah bahan bakar murah, komponen mesin lebih awet,” jelas Jayadi.

Seting kompresi rendah intinya sama dengan hemat ratusan juta. Sama dengan hemat bicara. Maksudnya opo. Jika dihitung kalkulator bandingkan dengan harga fuel racing dan bensol. Dalam satu tahun jauh sekali kan bedanya.

Penggantian part yang kerap jebol, bisa ditekan. Ini mampu menghamet dana pengeluaran tim. Konsep irit sudah pasti dan yakin diterapkan tim Yamaha TDR FDR NHK Yonk Jaya. Kan pemiliknya Koh Yonk selalu bicara murah dan irit. Maklum, Koh Yonk pedege alias pedagang. Iya kan?4057kkur-as-jepang---gt.jpg

Ini Kali Koh Yonk bicara teknis. Di Yamaha Jupiter-Z pacuan Teguh Nugroho yang juara satu MP2 pakai bensol biru. “Harganya Rp 15 ribu,” cuap Koh Yonk.

Secara teknis dijelaskan Rony Prabowo Wiyanto alias Suneo, mekanik tangan kanan Koh Yonk. Bensol biru angka oktanya lebih rendah dibanding hijau. Kompresi mesin juga harus rendah. Namun pengapian harus diseting ulang. “Menyesuaikan oktan bahan bakar,” jelas Suneo yang bukan teman Doraemon itu.

Andalan irit dari tim asuhan Koh Yonk juga pada knalpot. Bentuk leher knalpot pipanya dari kecil perlahan membesar tanpa sambungan. “Bebas dari las-lasan. Tahun lalu dibuat dari besi. Sekarang dari stainlees steel ,” promosi pria gendut itu.

Bentuk leher knalpot susah dibikin dari pipa biasa. Proses rol atau pembentukan pipa memerlukan alat produksi canggih. Atau diorder khusus ke pabrik pipa. “Harganya murah. Paling Rp 350 ribu,” tawar Koh Yonk.

Teknologi irit juga bisa diintip dari tim yang banyak juara. Yamaha FDR KYT Trijaya (YFKT). Mampu mengantarkan M. Zaki juara 1 di MP3 dan MP6. “Menggunakan kruk-as tahan melintir. Sudah dihardening
di Jepang,” jelas Rudi Hadinata manajer YFKT yang rambutnya dicat itu.

Menurut Rudi, kruk-as ini sebenarnya keluaran Yamaha Indonesia. “Namun dikirim balik ke Jepang untuk dikeraskan,” jelas pria berkulit bersih ini.

Dijelaskan Harris Sakti Prabowo alias Mletis sang mekanik. Kompresi 13,8 : 1. Untuk ketahanan dan hemat. “Namun pengapian menyesuaikan,” jelas Mletis.

Terakhir, Ibnu Sambodo tetap suka kompresi tinggi lebih dari 14 : 1. “Namun lebih irit karena kruk-as Kawasaki lebih alot. Tidak mudah melintir,” jelas Ibnu.

HASIL LOMBA

MP1
1. Feizy Juniardith (20) Jabar IRC Zhipeng Straight Wear Jupiter-Z
2. Ardhy Satya (111) Jateng Yamaha Kepoth Federal Oil Indoparts Jupiter-Z
3. Ocky Ristan (86) Jabar Denso Castrol NHK Jayadi Supra X 125
4. Anggi Permana (158) Jabar Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya Jupiter-Z
5. Mariasan Kocek (133) Banten Honda BAnten NHK FDR Supra 125
MP2
1.Teguh Nugroho(87) Jateng Yamaha TDR FDR NHK Yonk Jaya Jupiter-Z
2. Mariasan Kocex(133) Banten Honda BAnten NHK FDR Blade
3. Yoga Adi (115) DIY Yamaha KYT SMS BRT Jupiter-Z
4. Irvan Kurniadi (67) Jabar Privateer Jupiter-Z
5. Bima Adtya(55) Jateng Dunia Motor FDR INK Federal Oil Blade
MP3
1.M. Zaki (32) Jatim Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya Jupiter-Z
2.Gupita Kresna (5) DIY Kawasaki IRC NHK Rextor Manual-Tech Edge
3.Fathrin H.K (107) Jabar SND IRC Artha Buana Jupiter-Z
4.R. Fadhil (63) Jateng Emania Aulia Kate Motor Jupiter-Z.
5.Tri Cahyono (90) DIY Tunas Jaya FDR INK Federal Oil Supra 125
MP4
1.Fedri Efendi (198) DIY SKM FDR IRM Ridlama Jupiter-Z
2.Adi Bontot (108) Jabar Yamaha Sentral MAndiri BKMS IRC Rextor Jupiter-Z
3.Ajie F.A. (127) DKI DAP TAKASAGO Excell SSS Rextor FDR KYT Jupiter-Z
4.Tammy Pratama (94) Jabar SND IRC Artha Buana RT Jupiter-Z
5. Marsholandi (54) Jabar DAM KYT FDR FED OIL WG BRT Surya Slim Blade
MP5
1.AGus Setiawan (47) Jateng Yamaha Rextor GRM Jupiter-Z
2.Sulung Giwa (95) Jatim IRC Rextor Sentral Mandiri Jupiter-Z
3.M. Irvan Maulana (9) Jateng ICC Bavi Tour FOBM PKL Jupiter-Z
4.Prasetyanto (96) Jabar SBM INK SND IRC Supra 125
5.Febby Black (2) JAtim HMMC SRI JAYA Jupiter-Z
MP6
1 M. Zaki (32) Jatim Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya Jupiter-Z
2.Agus Setiawan (47) Jateng Yamaha Rextor GRM Jupiter-Z
3.Aditya Herdiana (188) Jabar KMS ADEV Bahanah Blade
4.Trisna Setiawan (122) DKI FDR Dimas Racing Smash
5.Sulung Giwa (95) Jatim IRC Rextor Sentral MAndiri HCBKMS Jupiter-Z
Matik 115 cc Terbuka
1. Doran Satria (71) DKI LH TECH 35 Workshop Mio
2. Agustinus (197) DKI Yonex Gaspol Kawahara Clinic Mio
3. Rifky D.A (16) Jabar KRZ Krisnovyan 117 BeAT
Matik 130 cc Pemula
1.Yohanes R Purnomo (8) DKI Dunia Motor FDR INK Federal Oil BeAT
2.Danny Mustopa (175) Jabar JEFF Jaya Motor BeAT
3.Tony Rahmawan (109) Jateng TDR Petronas Warid Internusa Mio
Matik 130 cc Open
1. Bram Prasetya (185) DKI CLD-R9-SSS-Anjani BeAT
2. Juni A.S (13) Jatim Aries Putraoei Racing BeAT
3. Angga P.A (129) Jabar DAM KYT FDR FED OIL WG BRT Surya Slim BeAT
Matik 150 cc Terbuka
1.Febrianus Balank (128) DKI Simbikers R128 Mio
2.Dadan ALamsyah (155) Jabar Kawahara Motiva KYT FDR Federal Oil Mio
3.Benny (61) Jabar SBM INK SND IRC Mio
Matik FFA
1.Dendy Bregonondo (123) Lampung DANS Motor Mio
2.Reska Mardiasan (139) Jabar IDM ANUGRAH Mio
3.Doran Satria(71) DKI LH TECH 35 Workshop Mio

Penulis/Foto : Aong/Yudhi

Category: | 0 Comments